Lelaki Kedua

Tentang cinta, tak akan tahu kapan dia hadir dan mengisi hati ini. Kepada siapa cinta itu tercurah seperti misteri. Serasa hati ini tak akan jatuh cinta lagi setelah ijab qobul terucap oleh suami. Hanya satu cinta untuknya sebagai pengabdian sebagai istri. Tetapi aku salah. Cinta itu ternyata hadir kembali pada lelaki ini dan artinya aku berpoli-cinta.

Ada rasa rindu yang tak tertuliskan untuk dia, lelaki kedua ku. Bahkan jauh sebelum bisa bertemu, menyentuh dan menciumnya. Penantian panjang akhirnya usai juga. Saat pertama bertemu dengannya dengan balutan darah dan tangisan yang memberikan kabar kebahagian. Kali ini aku benar- benar memeluk lelaki kedua ku, putra kecilku. Setelah perjuangan hidup dan mati terganjar hadiah tak ternilai. Lelaki tampan persis bapaknya.

Bukan aku saja yang telah jatuh cinta, tetapi lelaki ini telah mencuri kasih sayang keluarga besar kami. Begitu pun suami telah ikhlas berbagi cinta dengannya. Merelakan rumah berantakan, jarang dimasakkan bahkan mengurangi tidurnya untuk menimang lelaki kedua ku. Bukan lagi ego yang dimainkan. Ada porsi tersendiri, antara suami dan istri dalam mendidik buah hati. 

Terima kasih Allah, untuk keluarga kecil ini. Semoga SAMARA selalu menyertai kami. Amiin.

*catatan malam. penuh syukur dan cinta 🙂

Satu pemikiran pada “Lelaki Kedua”

Tinggalkan komentar